Sabtu, 09 Agustus 2014

Sejarah Awal Mula Fotografi Dunia

SIAPA yang tidak mengenal kamera? Anak kecil zaman sekarang pun sudah terbiasa
memegang dan bergaya di hadapan kamera. Yang perlu dilakukan hanyalah menekan satu
tombol, momen yang ingin disimpan dapat tertangkap oleh kamera. Pada hakikatnya, fotografi
merupakan teknik untukmenghasilkangambar yang tahan lama melalui suatu reaksi kimia yang
terjadi, ketika cahayamenyentuh permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Sejarah fotografi saat ini, berhutang banyak p ada beberapa nama yang
memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan fotografi sampai era digital
sekarang. Kita mencatat nama Al Hazen, seorang pelajar berkebangsaan Arab yang
menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya yangmelewati sebuah lubang kecil pada tahun
/000 M. Kurang lebih 400 tahun kemudian, Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai
fenomena yang sama.Namun, Battista Delta Porta, juga menulis hal tersebut, sehingga dia
yangdianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui bukunya, Camera Obscura.
Awal abad 17, Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat
dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu, dengan komponen
kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang tak bertahan lama. Hanya saja
masalah yang dihadapinya adalah menyelesaikan proses kimia setelah gambar-gambar itu
terekamsehingga permanen.
Pada 1727, Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari Universitas di Jerman,
juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak berhubungan dengan fotografi. Ia
memastikan bahwa komponen perak nitratmenjadi hitamkarena cahaya dan bukan oleh panas.
Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood, seorang Inggris, bereksperimen untukmerekam
gambar positif dari citra yang telah melalui lensa pada kamera obscurayang sekarang ini disebut
kamera, tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga
Schuize, membuat gambar-gambar negatif, pada kulit atau kertas putih yang telah
disaputi komponen perak dan menggunakan cahayamatahari sebagai penyinaran.
Tahun 1824, setelah melalui berbagai proses penyempurnaan oleh berbagai orang dengan
berbagai jenis pekerjaan dari berbagai negara. Akhirnya Joseph Nieephore Niepee,
seorang lithograf berhasil membuat gambar permanen pertama yang dapat disebut "FOTO"
dengan tidak menggunakan kamera, melalui proses yang disebutnya Heliogravure atau proses
OLEH : ANDI NURUL HUDA
kerjanya mirip lithograf denganmenggunakan sejenis aspal yang disebutnya Bitumen of judea,
sebagai bahankimia dasarnya. Kemudian dicobanya menggunakan kamera, namun ada sumber
yang menyebutkan Niepee sebagai orang pertama yang menggunakan lensa pada camera obscura.
Pada masa itu lazimnya camera obscura hanya berlubang kecil, juga bahan kimia
la innya , tapi ha s i lnya t idak memua skan.
Agustus 1827, Setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya, Niepeeberjumpa
dengan Louis Daguerre, pria Perancis dengan beragam ketrampilan tapi dikenal sebagai
pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk menghasilkan foto melalui penggunaan
kamera.
Tahun 1829, Niepee secara resmi bekerja sama dengan Daguerre, tapi Niepee
meninggal dunia pada tahun 1833. Dan tanggal 7 Januari 1839, dengan bantuan
seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah, Daguerre mengumumkan hasil
penelitian. Penelitiannya selama ini kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya
yang berupa foto-foto yang permanen itu disebut DAGUERRETYPE, yang tak dapat
diperbanyak atau reprint atau repro.
Tanggal 25 Januari 1839, William Henry Fox Talbot, seorang ilmuwan Inggris,
memaparkan hasil penemuannya berupa proses fotografi modern kepada Institut Kerajaan
Inggris. Berbeda dengan Daguerre, ia menemukan sistemnegatif-positif (bahan dasar :
perak nitrat, diatas kertas). Walau telah menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana
seperti apa yang sekarang kita istilahkan : Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran
atau pengecilan).
Juni 1840, Talbot memperkenalkan Calotype, perbaikan dari sistem sebelumnya, juga
menghasilkan negatif diatas kertas. Dan pada Oktober 1847. Abel Niepee de St Victor,
keponakan Niepee, memperkenalkan pengunaan kaca sebagai base negatifmenggantikan kertas.
Pada Januari 1850. Seorang ahli kimia Inggris, Robert Bingham,
memperkenalkan penggunaan Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukuppopuler dengan
sebutan WET-PLATE Fotografi.
Setelah berbagai perkembangan dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai dikenal.
Juni 1888, George Eastman, seorang Amerika, menciptakan revolusi fotografi dunia
hasilpenelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru denganmerek KODAK berupa sebuah
kamera box kecil dan ringan, yang telah berisi roll film (dengan bahan kimia Perak Bromida)
untuk /00 exposure. Bila seluruh film digunakan, kamera ini yang diisi film dikirim ke
perusahaan Eastman untuk
diproses. Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah berisi roll film yang baru.
Berbeda dengan kamera masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru tersebut
memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa.Hingga kini perkembangan fotografi
terus mengalami perkembangan dan berevolusi menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa
menggunakan roll Film.
Selanjutnya, secara bertahap fotografi berkembang ke arah penyempurnaan teknik dan
kualitas gambarnya sampai pada akhir abad ke-19, fotografi telah mencapai kualitas hasil yang
mendekati seperti yang dikenal sekarang. Namun, sebenarnya perkembangan foto seni di
Indonesia sendiri telah berkembang di akhir abad ke/8, ada orang Indonesia yang telah
membuat foto-foto indah menawan di dalamstudio maupun di alam bebas, foto-foto itu jelas
sekali bernapaskan seni sepertiyang dikenal sekarang.
Objek, lighting, dan komposisinya jelas sekali diperhitungkan dengan masak saat
pemotretan. Pencetakan fotonya pun sangat brilian, sehingga hasil fotonya menjadi indah
menawan bagaikan lukisan-foto piktorial. Perbedaan yang dapat dilihat dengan jelas adalah
sebagian besar foto terekam beku. Jika memotret manusia, maka si model diwajibkan diam
beberapa saat. Hal ini dapat dimaklumi karena teknologi fotografi saat itu masih sederhana, body
kamera berukuran besar,sedangkan filmnya masih dalam bentuk lembaran (bukan rol), bahkan
bahan dasarnya kaca atau seluloid, dengan kepekaan (ASA) yang masih rendah. Mekanis pada
lensa juga sangat sederhana, bahkan banyak lensa yang mempunyai satu bukaan diafragma
dan tidak disertai lembaran daun diafragma, sehingga pemotretan dilakukan dengan cara
membuka danmenutup lensa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar