1. ruang tajam (DOF)
Aperture yang mengatur volume cahaya dari lensa berpengaruh
langsung terhadap daerah ketajaman gambar di depan dan dibelakang objek foto.
Semakin kecil bukaan diagfragma maka akan semakin luas ruang tajam yang
dihasilkan dan sebaliknya.
Contohnya, kalau saya ingin memotret orang dengan background
terlihat blur menggunakan fix lens maka saya akan memotret orang tersebut
dengan bukaan kecil misal f/1.8 sementara shutter speed dan ISOnya
menyesuaikan. Teknik ini biasa disebut dengan teknik
open lens.
Tapi satu hal yang perlu diingat, bahwa efek ruang tajam tidak
hanya dihasilkan oleh aperture saja, melainkan juga jarak pemoteretan dan
panjang fokus lensa.
2. Ketajaman gambar optimal (yang dihasilkan dari lensa
tersebut)
Aperture mempengaruhi ketajaman gambar yang dihasilkan. Foto
yang diambil dengan aperture yang lebar umumnya tidak setajam foto dengan
aperture menengah (sekitar 2 – 3 stop dari maksimum). Itu mengapa untuk foto landscape ,
banyak yang menganjurkan menggunakan bukaan menengah (f/8, f/11, atau f/16
terkadang ada juga yg menggunakan bukaan sampai f/22 atau f/32). Tapi hal ini
tidak baku..
3. Difraksi.
Aperture yang terlalu kecil (misal f/16 atau f/22), dapat
memberikan efek difraksi. Coba anda motret lampu penerangan
jalan dengan bukaan kecil, maka biasanya pada foto, lampu
tersebut akan terlihat seperti bintang.
Efek dari Shutter Speed :
1. Freeze
efek dari shutter speed yang tinggi adalah efek “freeze” atau
membekukan objek. cocok bila anda ingin membuat foto yang
seolah olah membekukan pergerakan objek. Berapa besar nilainya,
tergantung kecepatan pergerakan objek itu sendiri.
2. Slow Motion.
slow motion adalah efek dari shutter speed rendah biasanya
1" detik - 30" detik keatas,
Bila anda ingin melihat perbedaan efek shutter speed tinggi
dengan rendah.. cobalah anda foto sebuah keran air yang sedang menyala satu
dengan shutter tinggi, misal 1/500 dan satu dengan shutter rendah, misal 2
detik..
Shutter rendah juga biasa digunakan pada saat membuat foto
dengan teknik “painting with light” dan “camera toss”
Satu hal yang perlu diperhatikan dari shutter speed adalah batas
minimum shutter untuk mencegah kegoyangan kamera. Senior saya pernah bilang
bahwa untuk mencegah kegoyangan kamera pada kondisi pencahayaan normal adalah
“1/Focal Length Lens”. Contoh, lensa yang digunakan 100mm, maka shutter speed
minimum yang dianggap masih aman untuk mencegah kegoyangan kamera adalah 1/100.
Nah dengan mengetahui efek2 dari aperture dan shutter speed,
maka kita dapat mengkombinasikan keduanya, sesuai dengan foto yang akan kita
buat nantinya..
Kenali dan pahami kamera yang anda gunakan lalu optimal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar