Sabtu, 09 Agustus 2014

Pengenalan Fotografi

Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan ada fotografi. Seni fotografi pada dasarnya adalah melihat dan menyeimbangkan cahaya dengan lingkungan sekitar agar terekam lebih indah.
Ilustrasi di samping menunjukkan alur perjalanan cahaya mulai dari objek sampai sensor (atau film pada kamera analog). Pertama, cahaya yang mengenai objek harus melewati lensa.Lensa terdiri dari beberapa lembar kaca yang bentuknya berbeda.Kemudian, aperture yang terletak di dalam lensa berperan
sebagai pintu yang mengendalikan banyaknya cahaya yang dapat mencapai sensor. Pada kebanyakan kamera modern, shutter terletak di dalam body kamera, mengendalikan seberapa lama sensor terbuka untuk
menangkap cahaya yang masuk. Sensor adalah bagian yang paling sensitif, berupa plat, berperan menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi pixel.

Aperture / Diafragma :
Seperti telah disebutkan di atas, aperture yang terletak di dalam lensa berperan sebagai pintu
yang mengendalikan banyaknya cahaya yang dapat mencapai sensor. Makin besar aperture berati makin besar juga cahaya yang masuk, begitu juga sebaliknya.
F-Number adalah angka matematis yang menunjukkan diameter dari aperture. Inilah bagia
terpenting untuk memahami bagaimana aperture dan exposure bekerja.
EXPOSURE adalah beberapa faktor kombinasi dari berapa lama sensor menangkap
cahaya, berapa banyak cahaya yang datang dan seberapa sensitif sensor terhadap
cahaya. Hal-hal ini berdasarkan pada 3 hal yaitu ukuran aperture, kecepatan shutter, dan
Semua f-number mempunyai notasi yang unik seperti f/5.6 dan seterusnya. Ada beberapa set
f-number tapi yang paling umum digunakan adalah :
ƒ/# 1.4 2 2.8 4 5.6 8 11 16 22 32
Nomor di atas dikenal juga sebagai f-number full-stop. Jika kita menurunkan f-number denagn
1 (satu) full-stop seperti f/4 ke f/2.8, jumlah cahaya yang masuk akan meningkat. Jika kita
meningkatkan f-number denagn 1 (satu) full-stop seperti f/5.6 ke f/8 maka hanya setengah
dari total cahaya yang akan ditangkap oleh sensor.
Jika masih bingung dengan perhitungan di atas, ada triknya :
􀂃 Semakin tinggi f-number = aperture mengecil = cahaya yang masuk sedikit.
􀂃 Semakin besar f-number = aperture membesar = cahaya banyak yang masuk.

Shutter :
Shutter mengendalikan seberapa lama sensor terbuka untuk menangkap cahaya yang
masuk. Makin lama shutter terbuka akan semakin banyak cahaya yang ditangkap oleh sensor.
Bila memotret objek yang sedang bergerak pada settingan fast-shutter speed maka hasilnya
objek akan ‘membeku’ atau diam. Bila disetting slow-shutter maka objek akan terlihat
bergerak.
Berikut beberapa skala stop untuk shutter speed, sama halnya seperti aperture, :
1/1000s 1/500s 1/250s 1/125s 1/60s 1/30s 1/15s 1/8s 1/4s 1/2s 1s

ISO :
Kecepatan ISO adalah ukuran dari kecepatan film atau kada sensitifitasnya terhadap cahaya.
Pada kamera digital ISO berpengaruh terhadap sensor, namun prinsipnya tetap sama.
Berikut ini beberapa kecepatan ISO :
ISO 50 100 200 400 800 1600 3200
Jika memotret di tempat kaya cahaya (outdoor), gunakan selalu ISO rendah. Kecepatan ISO
rendah membutuhkan exposure yang lebih lama (slow), sedangkan ISO yang tinggi akan
membutuhkan waktu exposure yang lebih singkat (fast). Semakin tinggi nilai ISO yang dipakai
akan berpengaruh munculnya noise atau bintik pada foto.

Overexposure
Overexposure terjadi karena sensor terlalu banyak menangkap cahaya sehingga gambar/ foto
menjadi terlalu terang.
Underexposure
Underexposure terjadi karena sensor terlalu sedikit menangkap cahaya sehingga gambar/ foto
menjadi gelap.
Pengaturan Mode Kamera
Ketika memotret kita dihadapkan oleh beberapa pilihan pengaturan untuk pengambilan
gambar yang ditawarkan oleh kamera. Yaitu pengaturan manual dan pengaturan otomatis.
MANUAL MODE:
􀂃 M — Manual mode; pada mode ini kita secara penuh mengendalikan dan memasukkan
secara manual nilai settingan untuk aperture dan shutter speed.
􀂃 Av or A — Aperture priority; kita mengatur nilai aperture dan sisanya kamera menghitung
sendiri shutter speed untuk hasil terbaik.
􀂃 Tv or S — Shutter priority; kita mengatur shutter speed, sisanya kamera menghitung nilai
aperture.
􀂃 P — Program mode; pengaturan yang lebih rumit lagi. Kamera mengatur aperture dan
shutter speed, tapi tidak mempengaruhi settingan ISO atau flash.
AUTOMATIC MODE:
􀂃 Auto — pengaturan serba otomatis, fotografer tinggal jepret.
􀂃 Portrait — bukaan aperture besar untuk memperpendek Depth Of Field.
􀂃 Landscape — bukaan aperture kecil untuk meningkatkan Depth Of Field.
􀂃 Sport — faster speed yang lebih cepat sehingga objek bergerak dapat jelas tertangkap.
􀂃 Night portrait — memotret di malah hari atau pada ruangan minim cahaya.
(menggunakan cahaya dari flash).
􀂃 Macro — modus foto makro, untuk memotret objek / benda-benda kecil agar terlihat
lebih jelas.

Lensa :
Lensa merupakan bagian paling penting
dalam sebuah kamera. Karena lensa sangat
menentukan hasil dari foto yang diambil.
Tentu saja tidak mengenyampingkan teknik
pemotretan dan skill/kemampuan sang
fotografer.
Parameter Milimeter
Mata normal
35 mm Full Frame Camera
50 mm DSLR (Digital -
Single Lens Reflect)
Focal length = angle of view
20 mm = 94 derajat
35 mm = 63 derajat
28 mm = 75 derajat
50 mm = 46 derajat
85 mm = 28 derajat
135 mm = 24 derajat
200 mm = 12 derajat
300 mm = 8 derajat
400 mm = 6 derajat


Jenis-jenis lensa :
1. Lensa Standar
Semua kamera menyediakan fasilitas lensa standar, yaitu berukuran 50 mm. Lensa ini menunjukan objek yang sebenarnya yang tampak pada mata kita. Lensa ini cocok digunakan untuk menangkap objek di mana pemotret sejajar dengan pandangan mata objek.

2.Lensa Sudut Lebar (Wide Lens)
Seperti pada namanya, lensa sudut lebar (wide lens) dapat menjangkau objek pemotretan lebih
luas atau lebar. Lensa ini membuat objek yang ada di tengah jendela bidik terlihat lebih jauh dan kecil.
Ada beberapa ukuran lensa sudut lebar, yaitu 17mm, 20mm, 24mm, 28mm dan 35mm. Lensa ini
cocok untuk memotret panorama, arsitektur dan suasana kemeriahan. Ada juga jenis lensa wide
berukuran 14mm, 15mm dan 16mm, yang disebut fish eye. Lensa ini biasanya digunakan untuk
memotret arsitektur atau pemandangan alam.

3.Lensa Tele
Lensa ini membentuk ruang tajam (depth of field) yang sempit, sehingga objek menjadi lebih menonjol dari
sekitarnya. Yang termasuk lensa tele adalah ukuran 70mm ke atas. Ukuran lensa ini baik pemotretan profil. Juga baik untuk kroping komposisi yang tidak diinginkan dan membuat efek mengkaburkan pada lingkungan sekitar objek yang tidak menjadi pusat perhatian. Beberapa ukuran lensa tele adalah 135mm, 180mm, 300mm dan 400mm. Lensa ini cocok untuk pemotretan model, panorama, olahraga dan jurnalistik.

4.Lensa Zoom
Lensa ini adalah gabungan dari ketiga lensa diatas. Beberapa ukuran lensa zoom adalah 35-70mm,
 80-200mm, 137-200mm serta 70-300mm.

5. Lensa Makro
Lensa ini biasa digunakan untuk memotret bendabenda
yang kecil seperti perhiasan, berlian, serangga,
bunga dan sebagainya.
Jenis ukuran lensa makro tidak sama pada setiap
merk kamera, ada yang 55mm, 60mm



Tidak ada komentar:

Posting Komentar